Selasa, 17 Oktober 2017

PENDAHULUAN yang ada saat ini

Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 2 diterangkan bahwa “pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berdasarkan pada nilai-nilai agama, kebudayaan, nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman”. Pada dasarnya pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan bangsa. Apabila anak tidak diberikan pendidikan yang layak untuk perkembangan pengetahuannya maka dia akan tertinggal oleh kemajuan zaman.
Di  era  globalisasi  seperti  saat ini,  sains  dan  teknologi  menjadi  suatu  nilai jual yang penting di dunia Internasional. Apabila suatu negara ingin diakui dunia maka negara tersebut harus memiliki kualitas yang setara dengan negara-negara besar di dunia, salah satunya dengan kemajuan dalam bidang sains dan teknologi. sains dan teknologi mempunyai peranan yang penting dalam kemajuan peradaban suatu bangsa.
Matematika merupakan salah satu bagian terpenting dalam sains. Selain itu, matematika  juga  sebagai  bahasa  pengantar  teknologi  sangat  diperlukan  dalam kehidupan sehari-hari karena mata pelajaran ini sangat terkait dengan cabang ilmu yang  lain seperti  fisika, kimia,  astronomi,  ekonomi  dan  sosial.  Menyadari  akan peran  penting  matematika  dalam  kehidupan,  maka  matematika  selayaknya merupakan  kebutuhan  dan  menjadi  kegiatan  yang  menyenangkan.  Kegiatan  ini biasa  kita  sebut  pembelajaran.  Pembelajaran  sebagai  muara  pentransferan  ilmu antara guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai penerima.
Keberhasilan  proses  pembelajaran  merupakan  hal  utama  yang  diinginkan dalam  melaksanakan  pendidikan  di  sekolah.  Dalam  proses  pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Tetapi kenyataanya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan maupun kegagalan, kesulitan maupun kegagalan dalam belajar  merupakan  kasus  tersendiri  yang  tidak  terbatas  pada  mata  pelajaran tertentu,  tetapi    hampir  pada  semua  mata  pelajaran.  Kesulitan  dalam  belajar disebabkan oleh  banyak  faktor.  Diantaranya  guru  terlalu  monoton  dalam penyampaian  materi  menyebabkan  proses  belajar  mengajar  menjadi  kurang optimal. Agar proses pembelajaran berhasil, guru diharapkan mampu menerapkan metode  yang tepat  dan  sesuai  dengan  pengajaran  matematika,  guru  diharapkan pula  mampu  menanamkan  pengenalan  lambang-lambang,  konsep,  prinsip  dan bagaimana menanamkan penggunaan prinsip atau rumus yang ada.
Menurut  Ahmad  Rohani  (2004:  118)  Metode  mengajar/pengajaran,  selain ditentukan/dipengaruhi oleh  tujuan,  juga  oleh faktor  kesesuaian    dengan  bahan, kemampuan guru untuk menggunakannya, keadaan peserta didik, dan situasi yang melingkupinya.  Dengan  kata  lain,  penerapan  suatu  metode  pengajaran  harus memiliki :
Dalam  pembelajaran  matematika  siswa  diharapkan  mampu  menjelaskan obyek  belajar matematika yang berarti siswa dapat menjelaskan setiap persoalan dalam  matematika  dan penyelesainnya  tidak  hanya  dengan  satu  syarat kemampuan tetapi harus dengan banyak kemampuan yaitu mengerti akan konsep, prinsip sebelumnya, dan  sekaligus memahami  persoalan  yang  ada.  Berdasarkan buku-buku  penunjang  pelajaran  matematika  yang  mengacu  pada  kurikulum, banyak dijumpai soal-soal yang berbentuk soal cerita hampir pada setiap materi pokok.  Untuk  memudahkan  siswa  menguasai  dan  memahami  penyelesaian  soal matematika,  khususnya  soal  matematika  bentuk  cerita  maka  siswa  haruslah menguasai  aturan-aturan  dan  rumus,  selain  itu  perlu  disertai  banyak  latihan mengerjakan soal karena apabila tidak disertai dengan latihan maka siswa akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar.
Kenyataan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami arti  kalimat-kalimat  dalam  soal  cerita  juga  terjadi  di  SD Karangtempel Semarang  khususnya pada kelas IV.  Kelas  yang  terdiri  dari  21 siswa ini menganggap  matematika  termasuk  salah  satu  pelajaran  yang  sulit  di  pahami, apalagi  ketika  harus  menyelesaikan  soal  pemecahan masalah yang berbentuk soal cerita.  Sebagian  besar siswa  kurang  terampil  dalam  menyelesaikan  soal.  Beberapa  faktor  penyebab kurang  terampilnya  siswa  dalam  menyelesaikan  soal  yaitu  siswa  mengalami kesulitan  ketika  mengkonstrusikan  soal  ke  dalam  model  matematika. 
Salah satu metode dari cooperative learning adalah metode CIRC yang merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition, Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi guru untuk mengajar siswa dalam rangka meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Slavin (Yuliana: 2013) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif CIRC merupakan sebuah program pemahaman membaca dan menulis pada tingkat sekolah dasar, menengah, dan atas. Namun CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada sekolah-sekolah dasar dalam pembelajaran bahasa tapi dapat digunakan dalam pembelajaran eksak seperti matematika. Oleh karena itu, peneliti ingin memberikan solusi dengan mengujicobakan “model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition” sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK pada siswa sekaligus melibatkan siswa secara aktif baik fisik, mental, moral maupun sosial dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Melalui  metode  ini,  suasana  belajar  yang  ditimbulkan  akan  lebih  terasa menyenangkan karena siswa belajar dan saling bertukar pikiran dengan temannya sendiri.  Selain  dapat  meningkatkan  kemampuan  siswa  secara  individu,  juga melatih  dalam  bekerjasama  dalam  kelompok  yang  pada  akhirnya memacu peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi FPB dan KPK kelas IV SDN Karangtempel Semarang peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model CIRC Berbantu Media Pangan Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi FPB & KPK Pada Siswa Kelas IV SDN Karangtempel”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar